Jaringan Komputer Lanjut – 1

Implementasi Java Media Framework API pada Multimedia Streaming

Write once run anywhere, mungkin bagi kebanyakan orang biasa istilah ini asing dan belum pernah didengar sebelumnya, tapi dalam kalangan programmer atau orang-orang yang bergerak dalam bidang IT istilah ini sangatlah familiar. Ya, apalagi kalau bukan Java.. Bahasa pemrograman yang satu ini memang berhak mendapatkan istilah tersebut karena kelebihannya yang dapat berjalan diberbagai platform tanpa harus mengubah kode sedikitpun, dengan syarat pada sistem yang digunakan sudah terdapat JRE (Java Runtime Environment). Ada 3 bagian dari bahasa pemrograman multiplatform ini, yaitu J2EE (Java 2 Enterprise Edition), J2SE (Java 2 Standard Edition), dan J2ME (Java 2 Mobile Edition). Dimana J2EE digunakan untuk aplikasi yang bersifat enterprise dan dalam skala yang besar seperti sistem terdistribusi, kemudian J2SE digunakan untuk aplikasi standard pada desktop, sedangkan J2ME digunakan untuk aplikasi yang bersifat embedded seperti mobile device.

J2SE digunakan sebagai base development oleh semua platform Java, sehingga platform inilah yang paling sering digunakan. JMF API (Java Media Framework Application Programming Interface) adalah extension dari J2SE yang dititikberatkan untuk untuk pemrograman pada multimedia streaming. JMF pada versi 2.1.1e sudah mendukung RTP (Realtime Protocol) yang digunakan sebagai protocol aplikasi yang realtime seperti audio/video streaming. Sehingga untuk mengimplementasikan realtime protocol pada multimedia streaming (audio/video streaming) dapat dipermudah dengan menggunakan API ini

JMF API merupakan arsitektur yang menggabungkan protokol dan pemrograman interface untuk merekam, mentransmisi, dan playback media. Pada JMF versi 2.1.1e, Sun microsystems (perusahaan pengembang Java) sendiri telah berinisiatif untuk membawa pemrosesan time-base media ke dalam bahasa pemrograman Java. Time-base media adalah mengubah data yang diterima dengan berdasarkan waktu, termasuk didalamnya seperti audio dan video klip, MIDI, dan animasi.

Dibutuhkannya waktu untuk mengirimkan dan memproses media menjadi karakteristik dari time-base media. Ketika media data dialirkan, harus ditemukan timing yang tepat untuk menerima dan menampilkannya, ini yang sering disebut sebagai streaming media. Misalnya, ketika sebuah movie dimainkan, data tidak dapat dikirimkan dengan cepat, sehingga akan terjadi delay pada waktu playback.

Dengan kata lain, jika data tidak dapat dikirimkan dan dikirimkan dengan cepat maka akan menyebabkan kehilangan data atau drooping frame untuk memperbaiki playback. Untuk mengatasi masalah waktu transfer data tersebut maka dikembangkan banyak formataudio/video, seperti Cinepak, MPEG-1, H.263, JPEG, PCM, Mu-Law, G.723.1 dan lain-lain. Masing-masing dari format tersebut akan mempengaruhi kualitas audio/video, kebutuhan CPU, dan bandwidth.

Leave a comment